Pesisir
selatan Kabupaten Purworejo merupakan areal komoditas Nyamplung yang
dalam masa sulit dan mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) mampu
menjadi solusi sebagai alternatif penghasil minyak nabati atau biofuel.
Pengolahan minyak hasil olahan dari biji Nyamplung di Kabupaten Purworejo, dikelola oleh kelompok tani Sedyo Rahayu (Pak Barino Desa Patutrejo) dan Tondo Wujud (Pak Winarto Desa Harjobinangun) Kecamatan Grabag. Produktivitas :
Pengolahan minyak hasil olahan dari biji Nyamplung di Kabupaten Purworejo, dikelola oleh kelompok tani Sedyo Rahayu (Pak Barino Desa Patutrejo) dan Tondo Wujud (Pak Winarto Desa Harjobinangun) Kecamatan Grabag. Produktivitas :
Tanaman
Nyamplung berbuah sepanjang tahun dan buah pertama pada umur 7 tahun
dengan produksi 25-50 kg biji basah per pohon. Apabila populasi tanaman
dalam 1 hektar terdapat ± 200 pohon, maka produktivitas bijinya dapat
mencapai ± 5 – 10 ton per hektar.
Nyamplung sebagai Alternatif Penghasil Biofuel :
- Proses pengolahan biji nyamplung menjadi minyak nabati sangat sederhana,
- Daya bakar pada minyak nyamplung lebih lama jika dibandingkan dengan minyak tanah,
- Biaya yang dikeluarkan untuk membuat dan menggunakan minyak nyamplung relatif lebih murah.
- Proses pengolahan biji nyamplung menjadi minyak nabati sangat sederhana,
- Daya bakar pada minyak nyamplung lebih lama jika dibandingkan dengan minyak tanah,
- Biaya yang dikeluarkan untuk membuat dan menggunakan minyak nyamplung relatif lebih murah.
Hasil penelitian ilmiah Wisata IPTEK Tahun 2007 menunjukkan bahwa :
- 1 (satu) kg Biji nyamplung yang sudah tua bisa menghasilkan 0,5 liter minyak.
- Untuk memdidihkan air dengan menggunakan kompor, minyak tanah membutuhkan 0,9 ml, sedangkan dengan minyak biji nyamplung hanya 0,4 ml.
- Kelemahan minyak biji nyamplung adalah kapilaritasnya tidak sebagus minyak tanah (Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya permukaan zat cair pada pipa kapiler).
- Perbandingan penggunaan 1 ml Minyak Biji Nyamplung dengan 1 ml Minyak Tanah :
- 1 (satu) kg Biji nyamplung yang sudah tua bisa menghasilkan 0,5 liter minyak.
- Untuk memdidihkan air dengan menggunakan kompor, minyak tanah membutuhkan 0,9 ml, sedangkan dengan minyak biji nyamplung hanya 0,4 ml.
- Kelemahan minyak biji nyamplung adalah kapilaritasnya tidak sebagus minyak tanah (Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya permukaan zat cair pada pipa kapiler).
- Perbandingan penggunaan 1 ml Minyak Biji Nyamplung dengan 1 ml Minyak Tanah :
Volume 1 mililiter | Lama Pembakaran | Keterangan |
Minyak Tanah | 5,6 menit | |
Minyak Nyamplung | 11,8 menit | Tidak menimbulkan jelaga |
Dari perbandingan tersebut dapat dilakukan perhitungan ekonomis sebagai berikut :
Jika volume 1 ml minyak tanah menghasilkan intensitas pembakaran selama 5,6 menit dan 1 ml sedangkan dengan volume yang sama minyak nyamplung menghasilkan intensitas pembakaran selama 11,8 menit, maka dari volume 1 liter (1000 ml) minyak tanah dapat digunakan untuk pembakaran selama 93,3 jam dan minyak nyamplung selama 196, 7 jam. Apabila harga kedua minyak itu sama, misalnya Rp 4.000,00 per liter, maka secara ekonomis minyak nyamplung lebih irit dari minyak tanah, yaitu Rp 20,3 per jam untuk minyak nyamplung dan Rp 42,8 per jam untuk minyak tanah.
Proses Pengolahan Minyak NyamplungJika volume 1 ml minyak tanah menghasilkan intensitas pembakaran selama 5,6 menit dan 1 ml sedangkan dengan volume yang sama minyak nyamplung menghasilkan intensitas pembakaran selama 11,8 menit, maka dari volume 1 liter (1000 ml) minyak tanah dapat digunakan untuk pembakaran selama 93,3 jam dan minyak nyamplung selama 196, 7 jam. Apabila harga kedua minyak itu sama, misalnya Rp 4.000,00 per liter, maka secara ekonomis minyak nyamplung lebih irit dari minyak tanah, yaitu Rp 20,3 per jam untuk minyak nyamplung dan Rp 42,8 per jam untuk minyak tanah.
Sejumlah
studi menunjukkan bahwa minyak nabati memiliki peranan yang sangat
menjanjikan sebagai bahan bakar alternatif, baik untuk mesin diesel
maupun bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, seperti minyak tanah.
Biodiesel yang merupakan hasil esterifikasi dari minyak nabati telah
masuk dalam pasar komersial, walaupun dalam jumlah dan lingkup terbatas.
Nyamplung merupakan salah satu tanaman yang menghasilkan biji yang
mengandung minyak. Tanaman ini belum dimanfaatkan secara efektif oleh
masyarakat untuk mendapatkan manfaat yang optimal, termasuk sebagai
penghasil bahan bakar nabati. Kandungan minyak dari biji nyamplung
adalah 40% - 55% saat kondisi biji hijau, dan 70 – 73% saat kondisi biji
kering.
Alur pengolahan biji nyamplung menjadi minyak nabati yang siap konsumsi untuk bahan bakar nabati adalah sbb. :Referensi : Berbagai sumber
5 komentar:
nyamplung itu apa seperti jarak??
ini juga blog pertanian lhoh http://www.anakagronomy.com/
Arif Meftah Hidayat : Biji Nyamplung (Calophyllum) dan biji Jarak (Jatropha curcas L., Euphorbiaceae), sama-sama bisa diolah menjadi bahan biofuel, bedanya tanaman Nyamplung termasuk jenis pohon. Tinggi tanaman ini dapat mencapai 30 m dengan diameter batangnya dapat mencapai 0,8 m; sedangkan Jarak, dikenal dengan berbagai nama di Indonesia: jarak kosta, jarak budeg (Sunda); jarak gundul, jarak pager (Jawa), merupakan tumbuhan semak berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropik.
Assalamu'alaikum wr.wb.
mau tanya, misal mau mencari minyak nyamplung itu adanya di daerah mana ya? terima kasih
Pengolah/produsen minyak Nyamplung ada di Kelompok Tani Sedyo Rahayu (Ketuanya Pak Barino Desa Patutrejo) dan Tondo Wujud (Ketuanya Pak Winarto Desa Harjobinangun) Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo.
Pohon Nyamplung tidak sama dengan Tanaman Jarak, karena Nyamplung biasa digunakan untuk penahan angin di wilayah pantai, sedangkan jarak biasa ditanam di pekarangan atau galengan sebagai tanda batas kepemilikan
Posting Komentar