Gropyokan tikus ini dilakukan, karena intensitas serangannya sudah termasuk kategori berat dan melampaui ambang batas ekonomi, sehingga membuat tanaman padi rusak, menguning bahkan mati. "Saat ini baru dilakukan khusus untuk areal persawahan yang dikelola oleh kelompok tani bersama koramil 14 Purworejo dan gropyokan tikus masal ini masih akan berlanjut secara serentak hingga satu desa besuk pada hari minggu, karena serangan hama tikus tidak hanya merusakkan tanaman padi, tapi yang lebih utama akan menurunkan hasil produksi panen, jika serangan tikus itu tidak segera teratasi. "Hasil panen dipastikan akan turun lebih 30 persen, jika dibiarkan, meskipun serangan hama memang semua sudah takdir dari tuhan, namun petani juga harus berupaya untuk melakukan pembasmian," tambahnya.
Danramil 14 Purwodadi, Kapten AH Nasution, bersama petugas Wibi Kecamatan Purwodadi, Nursilaturahmi yang ikut langsung dalam kegiatan gropyokan tikus, mengaku terapresiasi dan mendukung setiap langkah positif untuk swadaya pertanian yang ditempuh oleh para petani.
Cara gropyokan tikus ini cukup efisien, setidaknya bisa mengurangi banyak keberadaan tikus yang dinilai meresahkan petani. Pengendalian tikus dengan memanfaatkan predator ular atau Burung Hantu, masih bisa dilakukan, tetapi kedua binatang tersebut sudah langka dan tak sebanding lagi dengan jumlah populasi tikus yang ada," jelasnya.
Pihaknya mengaku akan terus mengawal dan membantu para petani dalam hal pertanian, agar hasil/produksinya menjadi baik dan bisa mencapai swasembada sebagaimana yang direncanakan pemerintah, yaitu tercukupinya kebutuhan pangan secara nasional.
Melalui pengendalian hama tikus ini diharapkan dapat menekan populasi tikus pada masa tanam mendatang dengan asumsi terbunuhnya 2 ekor tikus akan menghilangkan 2000 ekor tikus dalam kurun waktu satu tahun ke depan dengan perhitungan sepasang tikus beranak 8 – 12 ekor setiap bulan dan umur reproduksi tikus sangat singkat, tikus siap kawin setelah berusia 35 hari dengan masa bunting 21 hari dan akan kawin lagi 2 hari setelah beranak, karena populasi tikus sangat cepat sekali berkembang, maka diharapkan petani/kelompok tani kompak melakukan pengendalian hama tikus secara berkala/rutin dan berkelanjutan.
Sumber : Diedit dari http://www.sorotpurworejo.com/
Kembali ke beranda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar