Dalam Kompas.com (22-08-2009) dikemukakan bahwa menurut para
peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Keong Emas keluarga Pomacea masuk di Asia termasuk Indonesia
pada pertengahan tahun 1980-an. Keong-keong itu didatangkan dari Amerika
Selatan, yang juga dikenal sebagai negara pemasok fauna dan flora ke sejumlah
negara tropis.
Awalnya Keong Emas dikenalkan sebagai binatang piaraan, karena menggemaskan dan sebagai pangan sumber protein, tetapi tidak lama kemudian, kabar buruk datang dari petani. Keong-keong berwarna keemasan menyerang hamparan padi di kawasan Jawa Barat. Pangkal batang menjadi target serangan mematikan.
Salah satu cara untuk mengatasi hama Keong Emas adalah dengan
menyiasati saat tanam. Jika pada lahan sudah kelihatan tanda-tanda terjadi
serangan keong, hendaknya petani memilih bibit Padi yang berumur 28 hari.
Biasanya Keong Emas tidak akan memakan jika umur Padi sudah lebih tua. Selain
umur bibit Padi lebih tua, bibit yang ditanam ditambah jumlahnya untuk
mengantisipasi jika tetap terjadi serangan.
Keong Emas (Pomacea Canaliculata Lamarck) atau Keong
Murbei berkembang biak sangat cepat.
Menjadi dewasa kurang dari satu bulan dan memproduksi telur sekitar seribu
telur sebulannya dalam kurun waktu tiga sampai empat tahun usia mereka.
Serangan Keong Murbei mengakibatkan penurunan produksi Padi hampir
mencapai 20 persen.
Dalam semalam, seekor keong mampu melahap beberapa
rumpun padi muda, terutama saat baru ditanam hingga usia dua minggu setelah
tanam, sehingga rumpun padi pun mati, karena daunnya habis dimakan keong, tapi
rumpun yang berusia di atas satu bulan lebih aman, karena batangnya telah
mengeras. Saat curah hujan tinggi, perkembangan keong menjadi
lebih efektif.
Sampai saat ini belum ditemukan obat yang efektif untuk mengendalikan
hama Keong Emas di lahan sawah. Selama ini, antisipasi yang dilakukan petani
dalam mengendalikan serangan hama Keong Emas adalah dengan cara memberi bubuk
racun pada lahan sawah sebelum masa tanam padi. Biasanya bubuk atau cairan
racun itu dicampur dengan pupuk Urea dan disebarkan di seluruh lahan sawah
sebelum penaman dilakukan, tapi terkadang tidak efektif, karena kenyataan di
lapangan Keong Emas hanya terbenam saja di tanah dan saat hujan datang, kembali
datang dan menyerang tanaman.
Selain pemberian racun yang digunakan untuk mengendalikan Keong
Emas, petani biasa melakukan cara manual yakni diberi pancingan makan berupa
daun-daun, buah nangka busuk dan batang-batang keladi yang dicacah dan
diletakkan di sawah. Ini terbukti dapat mematikan keong setelah sore harinya
dan petani tinggal mengambil keong-keong yang mati di lahan sawah.
Pengendalian Keong Mas dengan Pengelolaan Air
Keong mas dapat bergerak cepat jika sebagian besar badannya berada
di dalam air, tapi akan kesulitan bergerak di tempat yang macak-macak.
Beberapa cara pengendalian :
1. Memperdalam
bagian areal pertanaman yang berada di sebelah pematang sawah, sehingga
berbentuk seperti parit;
2. Menggunakan
sistem pengairan macak-macak pada areal pertanaman Padi muda sampai Padi
berumur 20-30 hari setelah tanam;
Meskipun sawah tidak tergenangi,
karena menggunakan sistem pemberian air macak-macak, tapi kondisi tanah pada
areal pertanaman tersebut tetap cukup mensuplai air untuk memenuhi kebutuhan
tanaman. Kondisi areal pertanaman yang macak-macak tidak disukai oleh Keong
Emas, sehingga sangat kecil kemungkinannya Keong Emas akan akan merambah ke
areal pertanaman untuk memakan padi muda. Sebaliknya bagian tepi areal
pertanaman yang berbatasan dengan pematang tetap digenangi air dan berfungsi
seperti parit, karena keong mas senang berenang dan menyukai air genangan, maka
keong mas akan berkumpul di parit. Untuk memenuhi kebutuhan makanannya, keong
mas akan memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di pematang. Hal ini terus dilakukan
hingga tanaman padi berusia 20-30 hari dengan pertimbangan bahwa pada umur
tersebut batang dan daun padi masih lunak, sehingga dapat dimangsa oleh Keong
Emas. Selama periode ini, Keong Emas dapat ditangkap dengan mudah untuk
dijadikan makanan itik, yang memang merupakan musuh alami bagi Keong Emas.
3. Membiarkan
tumbuh rumput-rumputan halus pada pematang sawah;
4. Menggenangi
areal pertanaman setelah padi berumur lebih dari 20-30 hari;
Pada saat 20-30 hari setelah tanam
mulai dilakukan penggenangan pada areal pertanaman padi di tengah sawah. Adanya
genangan ini, Keong Emas akan mulai berenang ke areal pertanaman padi di tengah
sawah dengan pertimbangan bahwa pada usia tersebut tanaman Padi sudah cukup
keras untuk dimangsa oleh keong mas, maka tidak ada Padi yang dapat dimakan
oleh Keong Emas, sehingga tanaman padi ‘aman’ dari kehancuran akibat serangan
Keong Emas. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan makanannya, Keong Emas akan
memakan rumput-rumputan yang ada di sekitar tanaman padi di tengah sawah, pada
periode ini Keong Emas berfungsi juga sebagai ‘sahabat’ yang membantu dalam
proses penyiangan di sawah.
Tepi areal
pertanaman yang berbatasan dengan pematang dikondisikan seperti parit
tergenang, berfungsi untuk tempat hidup Keong Emas. Sedangkan areal
pertanaman dibuat macak-macak.
Itik atau bebek merupakan musuh alami yang berfungsi untuk
memangsa Keong Emas yang berkumpul di parit dekat pematang sawah.
|
Manfaat Lain
Walau kelihatan berlendir dan sedikit menjijikkan, Keong Emas
mengandung 12.2 gram protein, 0.4 gram lemak, 6.6 gram karbohidrat dan 83
kalori dalam setiap 100 gram-nya. Bandingkan dengan daging sapi yang mengandung
18.8 gram protein, 14 gram lemak dan 207 kalori dalam setiap 100 gram-nya.
Untuk merubah hama ini menjadi makanan yang lezat. Pertama-tama Keong
Emas direbus dengan air panas (jangan sampai mendidih) supaya gampang
dikeluarkan dari cangkang untuk dibersihkan. Bagian perut dibuang dan bagian
kepala yang hitam dipencet keluar dan
dibuang (untuk mencegah keracunan), setelah itu dicuci bersih dengan air panas.
Bumbu-bumbu : Daun Pandan dan Sereh dioseng di wajan, lalu
ditambahkan Bawang Merah dan Putih. Masukkan juga Jahe, Kunir dan Cabe. Setelah
tercium harum, tuangkan santan secukupnya dan tunggu lima menit. Masukkan Keong
Emas yang sudah dibersihkan dan panaskan sampai kuah santan hampir menjadi
kering. Tambahkan bumbu penyedap, garam, daun kemangi dan Daun Jeruk, aduk
sampai merata dan makanan lezat pun siap dihidangkan.
Sumber :
Diedit dari Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat), 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar