Selamat Datang

Selamat datang di website resmi/subdomain Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo di http://dinppkp.purworejokab.go.id/, terima kasih.

Kamis, 15 Desember 2016

Pengendalian Keong Emas

Keong Emas (Pomacea canaliculata) atau keong murbei hidup leluasa di rawa dan danau, saat ini merupakan hama yang menyerang hamparan padi muda.
Dalam Kompas.com (22-08-2009) dikemukakan bahwa menurut para peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Keong Emas keluarga Pomacea masuk di Asia termasuk Indonesia pada pertengahan tahun 1980-an. Keong-keong itu didatangkan dari Amerika Selatan, yang juga dikenal sebagai negara pemasok fauna dan flora ke sejumlah negara tropis.

Awalnya Keong Emas dikenalkan sebagai binatang piaraan, karena menggemaskan dan sebagai pangan sumber protein, tetapi tidak lama kemudian, kabar buruk datang dari petani. Keong-keong berwarna keemasan menyerang hamparan padi di kawasan Jawa Barat. Pangkal batang menjadi target serangan mematikan.
Salah satu cara untuk mengatasi hama Keong Emas adalah dengan menyiasati saat tanam. Jika pada lahan sudah kelihatan tanda-tanda terjadi serangan keong, hendaknya petani memilih bibit Padi yang berumur 28 hari. Biasanya Keong Emas tidak akan memakan jika umur Padi sudah lebih tua. Selain umur bibit Padi lebih tua, bibit yang ditanam ditambah jumlahnya untuk mengantisipasi jika tetap terjadi serangan.
Keong Emas (Pomacea Canaliculata Lamarck) atau Keong Murbei  berkembang biak sangat cepat. Menjadi dewasa kurang dari satu bulan dan memproduksi telur sekitar seribu telur sebulannya dalam kurun waktu tiga sampai empat tahun usia mereka.
Serangan Keong Murbei mengakibatkan penurunan produksi Padi hampir mencapai 20 persen.
Dalam semalam, seekor keong mampu melahap beberapa rumpun padi muda, terutama saat baru ditanam hingga usia dua minggu setelah tanam, sehingga rumpun padi pun mati, karena daunnya habis dimakan keong, tapi rumpun yang berusia di atas satu bulan lebih aman, karena batangnya telah mengeras. Saat curah hujan tinggi, perkembangan keong menjadi lebih efektif.
Sampai saat ini belum ditemukan obat yang efektif untuk mengendalikan hama Keong Emas di lahan sawah. Selama ini, antisipasi yang dilakukan petani dalam mengendalikan serangan hama Keong Emas adalah dengan cara memberi bubuk racun pada lahan sawah sebelum masa tanam padi. Biasanya bubuk atau cairan racun itu dicampur dengan pupuk Urea dan disebarkan di seluruh lahan sawah sebelum penaman dilakukan, tapi terkadang tidak efektif, karena kenyataan di lapangan Keong Emas hanya terbenam saja di tanah dan saat hujan datang, kembali datang dan menyerang tanaman.
Selain pemberian racun yang digunakan untuk mengendalikan Keong Emas, petani biasa melakukan cara manual yakni diberi pancingan makan berupa daun-daun, buah nangka busuk dan batang-batang keladi yang dicacah dan diletakkan di sawah. Ini terbukti dapat mematikan keong setelah sore harinya dan petani tinggal mengambil keong-keong yang mati di lahan sawah.

Pengendalian Keong Mas dengan Pengelolaan Air
Keong mas dapat bergerak cepat jika sebagian besar badannya berada di dalam air, tapi akan kesulitan bergerak di tempat yang macak-macak.

Beberapa cara pengendalian :
1.     Memperdalam bagian areal pertanaman yang berada di sebelah pematang sawah, sehingga berbentuk seperti parit;
2.     Menggunakan sistem pengairan macak-macak pada areal pertanaman Padi muda sampai Padi berumur 20-30 hari setelah tanam;
Meskipun sawah tidak tergenangi, karena menggunakan sistem pemberian air macak-macak, tapi kondisi tanah pada areal pertanaman tersebut tetap cukup mensuplai air untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Kondisi areal pertanaman yang macak-macak tidak disukai oleh Keong Emas, sehingga sangat kecil kemungkinannya Keong Emas akan akan merambah ke areal pertanaman untuk memakan padi muda.  Sebaliknya bagian tepi areal pertanaman yang berbatasan dengan pematang tetap digenangi air dan berfungsi seperti parit, karena keong mas senang berenang dan menyukai air genangan, maka keong mas akan berkumpul di parit. Untuk memenuhi kebutuhan makanannya, keong mas akan memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di pematang. Hal ini terus dilakukan hingga tanaman padi berusia 20-30 hari dengan pertimbangan bahwa pada umur tersebut batang dan daun padi masih lunak, sehingga dapat dimangsa oleh Keong Emas. Selama periode ini, Keong Emas dapat ditangkap dengan mudah untuk dijadikan makanan itik, yang memang merupakan musuh alami bagi Keong Emas.
3.     Membiarkan tumbuh rumput-rumputan halus pada pematang sawah;
4.       Menggenangi areal pertanaman setelah padi berumur lebih dari 20-30 hari;
Pada saat 20-30 hari setelah tanam mulai dilakukan penggenangan pada areal pertanaman padi di tengah sawah. Adanya genangan ini, Keong Emas akan mulai berenang ke areal pertanaman padi di tengah sawah dengan pertimbangan bahwa pada usia tersebut tanaman Padi sudah cukup keras untuk dimangsa oleh keong mas, maka tidak ada Padi yang dapat dimakan oleh Keong Emas, sehingga tanaman padi ‘aman’ dari kehancuran akibat serangan Keong Emas. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan makanannya, Keong Emas akan memakan rumput-rumputan yang ada di sekitar tanaman padi di tengah sawah, pada periode ini Keong Emas berfungsi juga sebagai ‘sahabat’ yang membantu dalam proses penyiangan di sawah.

Tepi areal pertanaman yang berbatasan dengan pematang dikondisikan seperti parit tergenang, berfungsi untuk tempat hidup Keong Emas. Sedangkan areal pertanaman dibuat macak-macak.

Itik atau bebek merupakan musuh alami yang berfungsi untuk memangsa Keong Emas yang berkumpul di parit dekat pematang sawah.


Manfaat Lain
Walau kelihatan berlendir dan sedikit menjijikkan, Keong Emas mengandung 12.2 gram protein, 0.4 gram lemak, 6.6 gram karbohidrat dan 83 kalori dalam setiap 100 gram-nya. Bandingkan dengan daging sapi yang mengandung 18.8 gram protein, 14 gram lemak dan 207 kalori dalam setiap 100 gram-nya.
Untuk merubah hama ini menjadi makanan yang lezat. Pertama-tama Keong Emas direbus dengan air panas (jangan sampai mendidih) supaya gampang dikeluarkan dari cangkang untuk dibersihkan. Bagian perut dibuang dan bagian kepala yang hitam dipencet keluar dan dibuang (untuk mencegah keracunan), setelah itu dicuci bersih dengan air panas.
Bumbu-bumbu : Daun Pandan dan Sereh dioseng di wajan, lalu ditambahkan Bawang Merah dan Putih. Masukkan juga Jahe, Kunir dan Cabe. Setelah tercium harum, tuangkan santan secukupnya dan tunggu lima menit. Masukkan Keong Emas yang sudah dibersihkan dan panaskan sampai kuah santan hampir menjadi kering. Tambahkan bumbu penyedap, garam, daun kemangi dan Daun Jeruk, aduk sampai merata dan makanan lezat pun siap dihidangkan.

Sumber : Diedit dari Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat), 2016


Tidak ada komentar:

Kurs Mata Uang Hari ini