Rapat persiapan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) DPPKP 2016-2020 di ruang rapat lantai bawah gedung utara, dipimpin oleh Kepala Dinas Pertanian Peternakan Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Purworejo (Ir. Dri Sumarno).
Rapat ini mulai pukul 08.00 dihadiri sekitar 25 orang peserta, antara lain : Sekretaris, Kepala Bidang, Ka. Subbag, Ka. Si, Kepala UPT,
Sekretris UPT dan Kelompok Jabatan Fungsional (KJF).
Rancangan Renstra 2016-2020 disusun sebagai tindak lanjut bintek
Renstra tanggal 4 dan 5 Agustus 2015. SKPD diharapkan bisa menyusun BAB I s/d
BAB III, sebelum didiskusikan dan dipaparkan kembali pada tanggal 19 Agustus
2015. Penyusunan Renstra hendaknya
mempertimbangkan Rencana Tata Ruang Wilayah dan mempertimbangkan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis.
Beberapa Isu strategis yang berhasil diinventarisir dari masing
masing bidang adalah sebagai berikut :
Bidang Peternakan
- Program gertak Birahi Inseminasi Buatan dalam rangka meningkatkan populasi sapi
- Program Gangguan Reproduksi (Ganrep)
- Kondisi iklim berpengaruh terhadap kesehatan hewan yang pada gilirannya akan mempengaruhi produktivitas ternak
- Sosialisasi sentra peternakan rakyat (betina produktif 1000 ekor dan 100 pejantan untuk ditetapkan sebagai sentra peternakan)
- Potensi untuk sentra peternakan :
-
Kawasan sumber bibit kambing ras kaligesing
-
Ketersediaan pakan cukup
-
Peningkatan SDM baik aparatur maupun petani
-
Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan
hewan ( puskeswanling, obat hewan, vaksin
6. Harga
daging di Kabupaten Purworejo cenderung lebih tinggi, karena dibeli dari luar kabupaten
7. Penyediaan
bahan pangan asal hewan yang ASUH (aman sehat utuh dan halal)
8. Belum
tersedia RPU yang sesuai standar
9. Penegakan
aturan terkait pemotongan hewan betina produktif.
Bidang Kelautan dan Perikanan
1. Penataan
lokasi budidaya udang
- Tata kelola lingkungan termasuk pengelolaan
limbah perikanan
- Penerapan teknologi budidaya (penggunaan
probiotik/ perikanan ramah lingkungan)
- Belum tersedia jalan produksi perikanan
- Sarana prasarana penanganan pasca panen
- Kenaikan harga pakan yang tidak sebanding
dengan harga jual udang
- Fasilitasi penyediaan bahan bakar bagi petani
tambak
- Penyediaan sarana dan prasarana pembibitan
udang
2. Prasarana BBI yang kurang memadahi sehingga capaian produksi benih belum maksimal (Peningkatan sarana dan prasarana BBI)
2. Prasarana BBI yang kurang memadahi sehingga capaian produksi benih belum maksimal (Peningkatan sarana dan prasarana BBI)
3. Ketersediaan
induk unggul masih terbatas
4. Kurangnya
SDM bidang Perikanan
5. Sarana dan
prasarana perikanan budiddaya air tawar di masyarakat belum memadahi termasuk
UPR dan Pokdakan
6. Sarana
prasarana perikanan tangkap masih kurang
7. Peningkatan
sarana dan prasarana TPI
8. SDM
nelayan yang masih kurang
9. Pembangunan
TPI di wilayah strategis (Desa
Ketawangrejo dan Patutrejo)
10. Penataan
wilayah sepadan pantai sesuai peruntukan
11. Peningkatan
POKMASWAS
Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura
- Peningkatan produktivitas pajale
- Optimalisasi lahan untuk tanaman palawija (Kedelai/Jagung)
- Keterbatasan modal dan sarana prasarana pendukung pertanian
- Beralihnya petani ke komoditas selain Jagung yang lebih menguntungkan
- Perlunya bantuan bagi petani untuk peningkatan produksi jagung
- Kecenderungan harga yang kurang menuntungkan pada saat panen, perlu adanya regulasi terkait harga
- Anomali iklim berpengaruh terhadap produktivitas
- Sarana dan prasarana produksi pertanian masih kurang memadai termasuk SDM
- Peningkatan mutu dan produksi produk unggulan (Durian, Manggis, Duku),
- Kurangnya petugas POPT untuk 16 kecamatan, karena hanya ada 9 petugas
- Keterpaduan antara beberapa sub sektor, baik peternakan, perikanan dan pertanian menuju integrated farming
- Penerapan agensia hayati dalam pertanian masih sangat terbatas, sehingga perlu adanya sosialisasi dan sekolah lapang
Bidang
Sarana dan Prasarana
- Jaringan irigasi masih banyak yang belum berfungsi dengan baik
- Kurangnya sarana alsintan (pompa, traktor, penanganan pasca panen, power threser dan lainnya)
- Kurangnya pemanfatan alsintan yang telah diberikan kepada petani, karena keterbatasan SDM
- Belum adanya waduk yang mampu mensuplay air dimusim kering
- Masih banyak JUT yang belum memadai
- Kurang optimalnya pemanfaatan unit pengelolaan pupuk organik yang telah dibangun. Perlu pendampingan dan peningkatan SDM serta pemasaran
- Kurangnya gapoktan pelaku SRI yang mempunyai SNI Organik
- Kurang SDM pendamping SRI yang bersertifikat TOT (penyuluh pertanian swadaya)
- Belum adanya data inventarisasi tentang sarana prasarana pertanian
- Kurang optimalnya pengawalan/pendampingan bantuan/subsidi dari pusat
- Belum adanya penangkaran burung hantu untuk pemberantasan hama tikus
- Adanya regulasi yang mensyaratkan kelompok tani berbadan hukum, sehingga menghambat penyaluran bantuan
- Perlunya pendampingan pelaksanaan kegiatan dari institusi penegak hukum
- Kurangnya sarana prasarana kantor (kendaraan dinas operasional)
- Perlunya motivasi dalam melaksanakan tugas/pekerjaan
- Kurangnya pengawasan dan pembinaan terhadap mutu hasil pertanian
- Perlunya pembinaan dan pengelolaan penggilingan padi (terkait legalitas usaha, kualitas hasil produksi)
- Perlunya fasilitasi dalam rangka peningkatan nilai tambah hasil pertanian (bermutu dan berdaya saing)
- Perlunya fasilitasi, pendampingan, pengawal dan pengawas terhadap bantuan dari pemerintah
- Perlunya pembinaan dan fasilitasi penanganan pascapanen (pengurangan susut hasil, kehilangan hasil, diversifikasi produk hasil pertanian)
- Perlunya sosialisasi produk dan harga komoditas pertanian
- Perlunya pengembangan agribisnis pedesaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar