Harga karet di
Jambi terus menurun dari Rp 30.200/kg pada Februari menjadi Rp 27.700.
Menurut Sekretaris
Eksekutif Gapkindo, Hatta Arifin di Talang Banjar, Selasa (15/5/2012) "Harga
turun secara perlahan-lahan (tidak langsung drastis). Akhir April harganya Rp
29.800/kg, Senin (14/5) menjadi Rp 28.200".
Penurunan harga
karet ini diperkirakan berlangsung selama Mei ini, karena persediaan stok karet
di Cina masih banyak, sehingga Cina mengurangi pembelian karet dari Indonesia, kemungkinan
habis pada Mei, selepas itu harga karet akan naik kembali.
Menurut Hatta,
bisa juga pengaruhnya akibat menguatnya mata uang Jepang terhadap dolar, karena
kondisi pascagempa Jepang pada beberapa waktu yang lalu dan ekonomi di Eropa
belum ada pertumbuhan ekonomi yang baik sama sekali.
Yang menggembirakan
dari hasil misi dagang Gapkindo, pengusaha ban yang terbesar di antaranya
Bridgestone, Good Year dan Michelin, tetap komitmen membeli karet Jambi. Mereka
mengganggap kualitas kondisi karet Jambi masih konsisten, kualitasnya masih
bagus.
Penurunan harga
karet, secara otomatis berimbas pada petani karet. Menurutnya, harga karet yang
ideal pada posisi Rp 30 ribu/kg.
Harga karet yang
disebutkannya ini merupakan harga karet di tingkat perusahaan, untuk harga
karet di tingkat petani 50 persen dari harga yang berlaku sekarang dan itu pun
tergantung pada kualitasnya.
Pihaknya selalu
mengimbau kepada petani agar menjual karet dengan kualitas yang bagus, jangan beranggapan
bahwa menjual karet berdasarkan kepada beratnya, karena walalupun bobot karet
itu berat, tetapi jika kualitasnya tidak bagus, maka harganya jadi murah.
Saat ini kadar
karet kotor yang paling tinggi hanya 18 persen, Disinggung soal produksi karet
kering atau crumb rubber, diakui
Hatta mengalami kenaikan, misalnya pada Januari, produksi karet sebesar 23.034
ton, pada Februari produksi sebesar 24.705 ton dan pada Maret produksi karet
26.786 ton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar