TYTO ALBA
Serangan tikus sawah (Rattus Argentiventer) perlu penanganan serius,
karena menimbulkan kerugian besar. Akibat kerusakannya dapat tersebar
pada tanaman padi di dataran rendah & tinggi juga pada komoditi lain
(palawija, hortikultura dan perkebunan). Di Kabupaten Purworejo
serangan tikus merata di 16 Kecamatan dengan jumlah serangan bisa
mencapai + 850 Ha dalam setiap musim tanam (MT). Kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai 5-40% pengurangan produksi.
Berangkat
dari hal ini, Dinas Pertanian dan Kehutanan melalui Seksi Pengembangan
Lahan dan Perlindungan Tanaman terus melakukan upaya penanganan
hama tikus sawah ini, salah satunya dengan pemanfaatan musuh alami.
Musuh alami yang banyak terdapat di alam adalah burung serak jawa/
burung hantu (Tyto alba) yang sebenarnya ada di daerah Purworejo. Seekor Tyto alba
mampu memangsa tikus tiap malam antara 3-6 ekor. Tyto alba adalah
predator tikus yang sangat efektif, ramah lingkungan dan tidak
membahayakan manusia.
Sosialisasi terus dilakukan kepada kelompok-kelompok tani dan masyarakat tentang Tyto alba dan efektifitasnya. Burung Tyto alba
tidak bisa membuat rumah dan bersifat berumah satu, sehingga pembuatan
rumah burung hantu (rubuha) akan sangat membantu penyebaran burung di
wilayah persawahan. Beberapa kelompok tani telah
berhasil mengembangkannya. Sejak Juni 2013 sejumlah 75 unit rubuha
didirikan di 13 desa, 4 kecamatan di Purworejo. Kurang lebih 30% rubuha
sudah terisi indukan jenis burung Tyto alba. Bahkan beberapa indukan sedang proses pemeraman telur.
Petani
mulai merasakan pemanfaatan pemasangan rubuha, “Sejak rubuha terisi
pasangan burung hantu, budidaya padi dan palawija aman dari serangan
tikus, tidak seperti budidaya di tahun lalu yang banyak merugi karena
serangan tikus, “Kata Pak Sirman Ketua Kelompok Tani Makmur Desa
Sendangsari Kecamatan Purwodadi. Lebih lanjut Pak Budiyono Kelompok Tani
Sejahtera Desa Jenar Kidul menuturkan, “Sebelum ada Tyto alba, jika
menjelang petang tikus sawah banyak berkeliaran sampai ke jalan raya,
sekarang tikus sudah jarang dan padi aman dari serangan pada musim tanam
ini.” Di desa Jenar Kidul sudah terpasang 20 rubuha dan semua telah
terisi pasangan Tyto alba.
Burung hantu bertugas sebagai penjaga sawah dari serangan tikus. Petani tidak perlu mendatangkan burung, tetapi
akan datang sendiri dan menempati sendiri kandang di tengah sawah.
Pemerintah akan terus mensosialisasikan pemanfaatan musuh alami tikus
ini kepada petani dan penyuluh pertanian di seluruh Purworejo, karena idealnya setiap hektar perlu rata-rata 20 rubuha.
4 komentar:
Punten Pak/Bu, saya Hery PPL P2BN dari Indramayu tertarik dengan pengendalian Hama Tikus menggunakan burung ini, soalnya 27 kelompok tani sudah siap ingin studi banding ke Kabupaten Purworejo
Bagaimana caranya saya ingin mengadakan kerja sama untuk memfasilitasi 27 kelompok tani binaan ini.
@Jonbonrobbonjovi
Di Pemalang sendiri juga ada mas ; Penanganan Hama Tikus dengan Tyto Alba ;
dan itu sudah berhasiL dikembangkan oleh sebuah Lembaga; Lembaga Pemerhati Alam dan Satwa (PAS), dengan nama "SUAKA TYTO ALBA.
Burunghantu ini,berhasil dikembangbiakan dan menjadi salah satu daya tarik tujuan wisata kepemalang.
Monggoh kalau mau berkunjung :)
semua kegiatan Lembaga PAS, bisa dilihat di :
http://paslestari.blogspot.com
atau Fb Group :
https://www.facebook.com/groups/LPSPsatwa/?fref=ts
dan bisa langsung untuk CP :
083862066222
Salam Lestari.
Mf baru bls, silakan layangkan saja suratnya ke DPPKP Kab. Purworejo
Posting Komentar