Selamat Datang

Selamat datang di website resmi/subdomain Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo di http://dinppkp.purworejokab.go.id/, terima kasih.

Rabu, 25 September 2013

Burung Hantu untuk Pengendalian Hama Tikus

TYTO ALBA
Serangan tikus sawah (Rattus Argentiventer) perlu penanganan serius, karena menimbulkan kerugian besar. Akibat kerusakannya dapat tersebar pada tanaman padi di dataran rendah & tinggi juga pada komoditi lain (palawija, hortikultura dan perkebunan). Di Kabupaten Purworejo serangan tikus merata di 16 Kecamatan dengan jumlah serangan bisa mencapai + 850 Ha dalam setiap musim tanam (MT). Kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai 5-40% pengurangan produksi.

Berangkat dari hal ini, Dinas Pertanian dan Kehutanan melalui Seksi Pengembangan Lahan dan Perlindungan Tanaman terus melakukan upaya penanganan hama tikus sawah ini, salah satunya dengan pemanfaatan musuh alami. Musuh alami yang banyak terdapat di alam adalah burung serak jawa/ burung hantu (Tyto alba) yang sebenarnya ada di daerah Purworejo. Seekor Tyto alba mampu memangsa tikus tiap malam antara 3-6 ekor. Tyto alba adalah predator tikus yang sangat efektif, ramah lingkungan dan tidak membahayakan manusia.
Sosialisasi terus dilakukan kepada kelompok-kelompok tani dan masyarakat tentang Tyto alba dan efektifitasnya. Burung Tyto alba tidak bisa membuat rumah dan bersifat berumah satu, sehingga pembuatan rumah burung hantu (rubuha) akan sangat membantu penyebaran burung di wilayah persawahan. Beberapa kelompok tani telah berhasil mengembangkannya. Sejak Juni 2013 sejumlah 75 unit rubuha didirikan di 13 desa, 4 kecamatan di Purworejo. Kurang lebih 30% rubuha sudah terisi indukan jenis burung Tyto alba. Bahkan beberapa indukan sedang proses pemeraman telur.
Petani mulai merasakan pemanfaatan pemasangan rubuha, “Sejak rubuha terisi pasangan burung hantu, budidaya padi dan palawija aman dari serangan tikus, tidak seperti budidaya di tahun lalu yang banyak merugi karena serangan tikus, “Kata Pak Sirman Ketua Kelompok Tani Makmur Desa Sendangsari Kecamatan Purwodadi. Lebih lanjut Pak Budiyono Kelompok Tani Sejahtera Desa Jenar Kidul menuturkan, “Sebelum ada Tyto alba, jika menjelang petang tikus sawah banyak berkeliaran sampai ke jalan raya, sekarang tikus sudah jarang dan padi aman dari serangan pada musim tanam ini.” Di desa Jenar Kidul sudah terpasang 20 rubuha dan semua telah terisi pasangan Tyto alba.
Burung hantu bertugas sebagai penjaga sawah dari serangan tikus. Petani tidak perlu mendatangkan burung, tetapi akan datang sendiri dan menempati sendiri kandang di tengah sawah. Pemerintah akan terus mensosialisasikan pemanfaatan musuh alami tikus ini kepada petani dan penyuluh pertanian di seluruh Purworejo, karena idealnya setiap hektar perlu rata-rata 20 rubuha.

4 komentar:

Jonbonrobbonjovi mengatakan...

Punten Pak/Bu, saya Hery PPL P2BN dari Indramayu tertarik dengan pengendalian Hama Tikus menggunakan burung ini, soalnya 27 kelompok tani sudah siap ingin studi banding ke Kabupaten Purworejo

Jonbonrobbonjovi mengatakan...

Bagaimana caranya saya ingin mengadakan kerja sama untuk memfasilitasi 27 kelompok tani binaan ini.

Unknown mengatakan...

@Jonbonrobbonjovi
Di Pemalang sendiri juga ada mas ; Penanganan Hama Tikus dengan Tyto Alba ;
dan itu sudah berhasiL dikembangkan oleh sebuah Lembaga; Lembaga Pemerhati Alam dan Satwa (PAS), dengan nama "SUAKA TYTO ALBA.
Burunghantu ini,berhasil dikembangbiakan dan menjadi salah satu daya tarik tujuan wisata kepemalang.

Monggoh kalau mau berkunjung :)
semua kegiatan Lembaga PAS, bisa dilihat di :
http://paslestari.blogspot.com

atau Fb Group :
https://www.facebook.com/groups/LPSPsatwa/?fref=ts

dan bisa langsung untuk CP :
083862066222

Salam Lestari.

Pertanian Purworejo mengatakan...

Mf baru bls, silakan layangkan saja suratnya ke DPPKP Kab. Purworejo

Kurs Mata Uang Hari ini