Peresmian klinik tanaman oleh Bapak Wardaya plt. Kepala Dinas Pertanian/Dppkp Kabupaten Purworejo pada 3 Oktober 2015 dihadiri oleh sekitar 35 orang perwakilan
anggota Indonesian Social Engineering Community (ISEC) Jakarta, Bapak Singgih Abu Yasmin yang bertindak selaku donatur program, Bapak Kurniadi Winarso dan Mbak Chairina juga datang
dalam rangka kunjungan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Purworejo, selain itu juga hadir dari Dinas Pertanian Kabupaten Purworejo, Sekcam
Bayan, Lurah Sucen Jurutengah dan anggota kelompok tani Kelurahan Sucen
Jurutengah
Pendirian klinik tanaman berdasarkan prakarsa Kelompok
Wanita Tani (KWT) Ngudi Rejeki dan Kelompok Tani Genkid 342. Kelurahan Sucenjurutengah ditetapkan sebagai pilot project untuk membuat kebun organik, meningkatkan produktivitas dan kualitas
pupuk organik, rumah pintar petani, perakitan produk elektronik yang
mampu memberdayakan anak-anak muda serta masyarakat yang berminat.
Klinik yang berfungsi sebagai media konsultasi dan diskusi antarpetani
tentang permasalahan bidang pertanian merupakan yang pertama
didirikan di Purworejo dan diharapkan ikut mendorong produktivitas
petani di Desa Sucen Jurutengah.
Menurut
Ketua KWT
Ngudi Rahayu, Dafiah BA (63), pembangunan gedung klinik
pertanian itu diawali dari keprihatinan terhadap sektor pertanian.
Anggota KWT Ngudi Rahayu kemudian mengajukan proposal kepada ISEC untuk
rencana pembangunan klinik tanaman berukuran panjang 3 meter dan lebar 3
meter dengan harapan akan menjadi sentra gerakan pertanian yang ada di
kelurahan Sucen Jurutengah. Salah satu program
yang dijalankan KWT, yakni penggunaan pupuk organik. Petani akan diberi
penjelasan tentang manfaat pupuk organik di klinik tanaman tersebut.
Sebagian besar anggota KWT telah menggunakan pupuk organik buatan
sendiri. Pupuk itu diaplikasikan untuk semua produk pertanian, misalnya :
Tanaman padi, cabai, sayur dan buah. Selain memiliki gedung klinik
tanaman, kelompok juga memiliki rumah pupuk dengan ukuran
panjang dan lebar sekitar 9 meter. Bangunan itu digunakan untuk
memproduksi pupuk organik. Pemasaran pupuk kini sudah menyebar ke
wilayah Yogyakarta, Semarang, Kebumen, dan Magelang. “Harganya sekitar Rp 35.000 per liter. Kelompoknya berkomitmen untuk
menggunakan pupuk organik 100 persen tanpa menggunakan pupuk kimia,”
tuturnya. Ketua Kelompok Tani Genkid 342, Suyadi (45) menjelaskan,
penggunaan pupuk organik akan turut memperbaiki kesuburan tanah. Selain
itu, hasil buah tanaman juga sangat sehat, karena tidak ada campuran zat
kimia. Diharapkan program penggunaan pupuk organik ini akan terus
berjalan dan semakin meluas.
Ibu Dina Soetomo selaku ketua penyelenggara dan pemilik lokasi klinik serta Ibu Ar Ilistyani sebagai konsultan mengucapkan terima kasih atas publikasinya di media cetak/koran Suara Merdeka pada 19/10/2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar