Selamat Datang

Selamat datang di website resmi/subdomain Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo di http://dinppkp.purworejokab.go.id/, terima kasih.

Selasa, 27 Oktober 2015

Panen Kedele 2015

Gerakan peningkatan penerapan teknologi terpadu merupakan kegiatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah yang dilaksanakan di wilayah Kabupaten Purworejo, Senin, 27 Oktober 2015 melaksanakan panen Kedele bersama TNI-AD, dihadiri aparatur pemerintah kabupaten, Kodim 0708 Purworejo, Koramil, PPL, Petugas pengamat hama dan masyarakat petani Desa Semampir Kecamatan Pituruh.
Gerakan panen bersama TNI-AD merupakan salah satu upaya dalam rangka peningkatan produksi untuk mencapai swasembada Kedele. Kegiatan yang dilaksanakan, antara lain : 1) Ubinan, 2) Panen bersama antara Dinas Pertanian dan Hortikultura Jawa Tengah, DPPKP Kab. Purworejo, unsur TNI, aparatur kecamatan dan 3) Temu wicara dengan petani.
Beberapa catatan (kendala) yang masih dihadapi petani : Belum ada jaminan harga dari pemerintah membuat sebagian petani kedelai beralih komoditas dengan menanam kacang hijau, karena harga jual kacang hijau jauh lebih mahal mencapai Rp 13.500 per kilogram dibanding harga kedelai yang hanya Rp 6.200 per kilogram. Jika kondisi itu dibiarkan, maka akan berdampak pada berkurangnya luas tanam kedelai terungkap saat dialog antara petani kedelai dengan Drs. Wahyudi Hariyanto, M.Si Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDM Tan) Jawa Tengah, kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara panen raya kedelai Kelompok Tani Sido Makmur Desa Semampir.
Menurut Saryono, S.P (Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan Pituruh), persoalan yang dihadapi petani kedelai saat ini yakni kepastian harga. Pemerintah berjanji akan menaikan harga pembelian petani terhadap kedelai mencapai Rp 8.000 per kilogram, tetapi sampai saat ini tidak ada realisasi, sehingga terjadi fluktuasi harga di pasaran dan membuat petani menjadi bingung. Saat ini harga jual kedelai hanya mencapai kisaran Rp 6.500 per kilogram, padahal petani sudah pandai memilih komoditas mana yang paling menguntungkan. Untuk produksi Kacang Hijau per hektar bisa mencapai 1,7 ton, sedangkan Kedelai sekitar 2 ton per hektar.
Camat Pituruh, R Sigit Setyabudi juga mengatakan bahwa penataan niaga kedelai harus segera diperbaiki agar petani tidak beralih komoditas. Selain kacang hijau yang menjadi ancaman, tanaman Bengkuang juga bisa dipilih petani, karena hasil panen Bengkuang lebih tinggi mencapai Rp 1,2 juta per bidang lahan. “Petani akan memilih komoditas yang harga jualnya tinggi dan pemeliharaannya mudah. Untuk Kacang Hijau dan Bengkuang tingkat pemeliharaannya memang jauh lebih mudah daripada Kedelai, sehingga perlu adanya langkah nyata dari pemerintah” .
Menanggapi masalah itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDM Tan) Jawa Tengah, Catur Wahyudi mengatakan, Pemerintah Pusat kini sedang menggodok penataan niaga kedelai. Petani diminta untuk tetap bersabar dan tetap menanam kedelai. Sebab, komoditas kacang hijau hanya bersifat sementara, karena Kedelai merupakan komoditas yang dibutuhkan secara nasional. “Flutuasinya harga kedelai menandakan bahwa negara kita hingga kini belum swasembada. Jika produksi kedelai sudah stabil dan cukup, saya yakin harganya akan naik dan stabil,” katanya.
Saat ini luas panen Kedelai di Jawa Tengah mencapai 72.975 hektar atau lebih rendah dari target yang ditentukan pada 2015 sekitar 87.000 hektar.

Tidak ada komentar:

Kurs Mata Uang Hari ini