Kambing ini memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh kambing dari galur lainnya dan merupakan sumber daya genetik lokal Jawa Tengah, maka perlu dijaga dan dipelihara kelestariannya.
Wujud kepedulian Pemerintah Kabupaten Purworejo terhadap masyarakat Kaligesing yang telah melakukan upaya pengembangannya, maka diterbitkan Surat Keputusan Bupati Purworejo No. 188.4/2267/1998, mengenai pelestarian Kambing PE Ras Kaligesing.
Mempertimbangkan keunggulan, ciri khas serta manfaat yang dimiliki kambing Kaligesing
dan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
2591/Kpts/PD.400/7/2010 tentang Penetapan Galur Kambing Kaligesing, maka
sebutan kambing Peranakan Ettawa (Kambing PE) sekarang menjadi Kambing Kaligesing.
SEJARAH KAMBING KALIGESING
Kambing Kaligesing merupakan salah satu komoditas ternak unggulan Jawa Tengah, khususnya di Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo sebagai lokasi awal pengembangan Kambing Kaligesing di Indonesia dan telah ditetapkan sebagai sentra pembibitan Kambing Kaligesing.
Pemerintah Belanda mengimpor kambing Ettawa pejantan dari India ke Wilayah
Kaligesing, yaitu pada tanggal 27 Agustus 1931 sebanyak 7 ekor dan 12
Desember 1931 sebanyak 13 ekor, ditempatkan di Desa Somongari, Tlogoguo
dan Hulosobo. Semua kambing Ettawa pejantan dikawinkan dengan
kambing-kambing lokal dengan tujuan untuk produksi daging dan susu.
Hasil persilangan antara kambing Ettawa dengan kambing betina lokal di
Kecamatan Kaligesing dikenal dengan nama Kambing Peranakan Ettawa
(Kambing PE), yang kini sebutannya menjadi Kambing Kaligesing.
KUALITAS
Keunggulan Kambing Kaligesing dibandingkan ternak kambing lain, antara lain :
- Merupakan tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging & susu. Induk Kambing Kaligesing mempunyai ambing yang besar dan produksi susunya 1–3 lt/ ekor/hari
- Mempunyai kemampuan menghasilkan anak lebih dari satu dalam satu kali kelahiran (Prolifik)
- Aktivitas reproduksinya tidak terpengaruh oleh musim, sehingga dapat berproduksi sepanjang tahun.
DESKRIPSI KAMBING KALIGESING
Nama Galur : Kambing Kaligesing
Karakteristik :
- Postur tubuh : besar, tegap & kokoh
- Warna Bulu : kombinasi putih-hitam atau putih coklat
- Kepala : tegak, profil melengkung, muka cembung
- Tanduk : melengkung mengarah ke belakang
- Telinga : lebar, panjang, menggantung & ujungnya melipat
- Ekor : pendek & mengarah ke atas/ke belakang
- Kaki belakang : berbulu lebat & panjang (Gembol)
Sifat Kuantitatif :
- Kesuburan induk : 74 – 75%
- Angka kelahiran : 40 – 85%
- Persentase karkas : 40 – 53%
- Kadar lemak daging : 2 – 7%
- Kemampuan hidup hingga dewasa : 80 – 82%
- Produksi susu : 0,5 – 3,0 liter/hr
Sifat Kualitatif :
- Kemampuan menghasilkan anak lebih dari satu : baik
- Daya adaptasi terhadap lingkungan : baik
- Daya adaptasi terhadap cekaman panas : baik
- Kemampuan mencerna pakan berserat tinggi : baik
Sifat Reproduksi :
- Umur birahi pertama : 294 – 304 hari
- Lama bunting : 149 – 154 hari
- Umur beranak pertama : 348 – 443 hari
- Jarak beranak : 221 – 253 hari
- Jumlah anak sekelahiran : 1,20 – 1,50
- Angka kebuntingan : 81 – 91%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar